Menu

Pesona Pulau Penyengat, Wisata sejarah dan Budaya Bintan

Pulau Penyengat adalah salah satu destinasi wisata bersejarah paling ikonik di Kepulauan Riau. Terletak sekitar 2 km dari Tanjung Pinang, pulau ini menyimpan jejak kejayaan Kesultanan Riau-Lingga yang masih terasa hingga kini. Selain nilai sejarahnya yang kuat, Pulau Penyengat juga menawarkan pemandangan alam yang memikat serta budaya Melayu yang kental.

Sejarah Pulau Penyengat

Pulau Penyengat memiliki peran penting dalam sejarah Melayu. Pada abad ke-18, pulau ini menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga. Pulau ini juga dikenal sebagai tempat tinggal Raja Ali Haji, seorang pujangga terkenal yang menyusun Gurindam Dua Belas, karya sastra yang menjadi dasar moral dan etika masyarakat Melayu.

Nama “Penyengat” sendiri berasal dari cerita rakyat yang mengatakan bahwa dahulu pulau ini dijaga oleh lebah penyengat yang akan menyerang musuh yang mencoba mendekat. Sejak saat itu, pulau ini dikenal sebagai Pulau Penyengat.

Daya Tarik Utama

1. Masjid Raya Sultan Riau

Masjid ini adalah ikon utama Pulau Penyengat yang dibangun pada tahun 1832. Keunikan masjid ini terletak pada bahan perekatnya yang terbuat dari putih telur, yang membuat struktur bangunan tetap kokoh hingga saat ini. Masjid ini berwarna kuning dan hijau, melambangkan kemakmuran dan ketenangan. Di dalamnya terdapat koleksi Al-Qur’an tulisan tangan yang berusia ratusan tahun.

2. Kompleks Makam Raja-Raja

Di sekitar masjid, terdapat kompleks makam keluarga kerajaan Riau-Lingga. Salah satu makam yang terkenal adalah makam Raja Ali Haji, yang dihormati sebagai bapak bahasa Melayu. Pengunjung bisa melihat nisan dengan ukiran khas Melayu dan mempelajari sejarah para tokoh yang dimakamkan di sini.

3. Istana Kantor

Istana ini dulunya digunakan sebagai pusat administrasi Kesultanan Riau-Lingga. Bangunan ini memiliki arsitektur khas Melayu dengan detail ukiran yang rumit. Meskipun sebagian besar struktur telah mengalami kerusakan, sisa-sisa bangunan ini masih menjadi saksi bisu kejayaan Kesultanan Riau.

4. Balai Adat Melayu

Balai ini adalah tempat di mana tradisi Melayu seperti upacara adat, pertunjukan musik, dan tarian sering diadakan. Pengunjung bisa menyaksikan langsung kebudayaan Melayu yang autentik dan bahkan mencoba pakaian adat Melayu di sini.

Aktivitas yang Bisa Dilakukan

Tur Sejarah : Jelajahi pulau dengan menyewa becak motor dan kunjungi situs-situs bersejarah.
Wisata Religi : Berdoa dan merenung di Masjid Raya Sultan Riau.
Fotografi : Pulau ini memiliki banyak spot fotogenik, terutama di area masjid dan pantai.
Kuliner : Cobalah makanan khas Melayu seperti otak-otak, lakse, dan nasi dagang yang dijual di sekitar pelabuhan.

Akses dan Transportasi

Untuk menuju Pulau Penyengat, pengunjung bisa menaiki perahu motor (pompong) dari Pelabuhan Tanjung Pinang. Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 10 menit dengan tarif sekitar Rp10.000–Rp20.000 per orang. Setelah sampai, wisatawan bisa menyewa becak motor untuk berkeliling pulau.

Tips Berkunjung

✔️ Kenakan pakaian sopan, terutama saat mengunjungi masjid dan kompleks makam.
✔️ Bawalah uang tunai karena fasilitas pembayaran non-tunai masih terbatas.
✔️ Datanglah di pagi atau sore hari untuk menghindari terik matahari.

Penutup

Pulau Penyengat adalah destinasi yang menyatukan sejarah, budaya, dan spiritualitas dalam satu tempat. Bagi pencinta wisata sejarah dan budaya, pulau ini adalah tempat yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Bintan. Jelajahi setiap sudutnya dan rasakan atmosfer kejayaan masa lalu yang masih terasa hingga kini!

Beri Penilaian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *